Ap.umsida.ac.id – Pengembangan pariwisata berbasis desa semakin menjadi perhatian sebagai strategi utama dalam meningkatkan perekonomian lokal. Salah satu model yang banyak diterapkan adalah melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), yang bertugas mengelola dan mengembangkan destinasi wisata di tingkat desa.
Penelitian yang dilakukan oleh Hendra Sukmana dari Universitas Muhammadiyah Sidoarjo mengungkap bagaimana peran BUMDes Sumber Lestari dalam mengembangkan Objek Wisata Sumber Dhuwur serta dampaknya terhadap ekonomi desa.
Meskipun memberikan kontribusi positif, upaya ini juga menghadapi berbagai tantangan yang harus diatasi agar dapat direplikasi di desa lain.
Baca juga: Birokrasi Digital: Menyeimbangkan Efisiensi Cepat dan Keberlanjutan Jangka Panjang
Strategi BUMDes dalam Mengembangkan Pariwisata
BUMDes berperan penting dalam memanfaatkan potensi lokal untuk menciptakan destinasi wisata yang menarik.

Di Desa Wonosari, pengembangan Sumber Dhuwur dilakukan dengan beberapa strategi utama, yaitu:
- Pembangunan Infrastruktur dan Fasilitas
Untuk menarik wisatawan, BUMDes fokus pada pengembangan fasilitas seperti jalan akses, tempat parkir, gazebo, dan wahana rekreasi. Infrastruktur yang baik menjadi kunci utama untuk menciptakan kenyamanan bagi pengunjung. - Pemberdayaan Masyarakat Lokal
Melalui pelibatan masyarakat, BUMDes mendorong penduduk setempat untuk membuka usaha, seperti warung makan, penyewaan peralatan wisata, hingga layanan pemandu wisata. Hal ini tidak hanya meningkatkan daya tarik wisata, tetapi juga menciptakan lapangan kerja baru. - Promosi dan Digitalisasi
Salah satu tantangan utama dalam pariwisata desa adalah kurangnya promosi yang efektif. Oleh karena itu, BUMDes mulai memanfaatkan media sosial dan platform digital untuk memperkenalkan destinasi wisata mereka ke pasar yang lebih luas.
Melalui strategi ini, jumlah kunjungan ke Sumber Dhuwur terus meningkat setiap tahun, memberikan dampak positif bagi ekonomi desa dan meningkatkan pendapatan asli desa (PADesa).
Lihat juga: Strategi Perusahaan dalam Menjaga Kinerja dan Nilai di Tengah Krisis Inflasi
Tantangan dalam Pengelolaan Pariwisata Berbasis Desa
Meskipun telah menunjukkan hasil yang positif, pengelolaan wisata oleh BUMDes tidak lepas dari berbagai kendala. Beberapa tantangan utama yang dihadapi adalah:
- Kurangnya Sosialisasi dan Kesadaran Masyarakat
Masih ada sebagian masyarakat desa yang kurang terlibat dalam pengembangan pariwisata. Kurangnya sosialisasi dari pemerintah desa dan BUMDes membuat beberapa warga belum memahami manfaat ekonomi dari keberadaan destinasi wisata. - Minimnya Anggaran dan Infrastruktur Pendukung
Beberapa desa masih menghadapi keterbatasan dana dalam mengembangkan sarana wisata. Infrastruktur seperti sanitasi, tempat parkir, dan akses transportasi sering kali menjadi kendala utama dalam meningkatkan daya tarik wisata. - Promosi yang Terbatas
Meskipun media sosial telah dimanfaatkan, masih banyak desa wisata yang belum memiliki strategi pemasaran yang optimal. Keterbatasan akses ke platform digital dan kurangnya tenaga profesional dalam bidang pemasaran menjadi hambatan dalam meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan.
Untuk mengatasi tantangan ini, diperlukan dukungan dari pemerintah daerah, akademisi, serta pihak swasta dalam memberikan pendampingan bagi BUMDes dalam mengelola potensi wisata desa secara lebih profesional dan berkelanjutan.
Replikasi Model BUMDes di Desa Lain
Keberhasilan Sumber Dhuwur sebagai desa wisata memberikan inspirasi bagi desa-desa lain untuk mengembangkan potensi wisata mereka. Agar model ini dapat direplikasi secara efektif, ada beberapa langkah yang perlu diperhatikan:
- Identifikasi Potensi Wisata Lokal
Setiap desa memiliki daya tarik tersendiri, baik dari segi alam, budaya, maupun kuliner. Identifikasi potensi ini menjadi langkah awal dalam menentukan konsep wisata yang akan dikembangkan. - Kolaborasi dengan Berbagai Pihak
Keberhasilan pariwisata desa tidak hanya bergantung pada BUMDes, tetapi juga memerlukan dukungan dari pemerintah daerah, akademisi, serta pelaku usaha. Sinergi antara berbagai pihak akan mempercepat proses pengembangan wisata. - Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia. Pengelolaan wisata yang profesional membutuhkan tenaga kerja yang terampil. Pelatihan bagi masyarakat dalam bidang pelayanan wisata, manajemen usaha, serta pemasaran digital perlu ditingkatkan agar desa wisata dapat bersaing di tingkat nasional maupun internasional.
Pengelolaan pariwisata berbasis desa merupakan langkah strategis dalam meningkatkan ekonomi lokal.
Dengan peran aktif BUMDes, dukungan pemerintah, dan partisipasi masyarakat, potensi wisata desa di Indonesia dapat terus berkembang dan memberikan manfaat bagi kesejahteraan masyarakat setempat.
Penulis: Indah Nurul Ainiyah