Penguatan Kebijakan TI untuk Transformasi Digital di Sektor Pariwisata

Ap.umsida.ac.id – Dalam rangka mendukung perkembangan sektor pariwisata Indonesia yang semakin kompetitif di era digital, Ilmi Usrotin Choiriyah, seorang dosen program studi Administrasi Publik, menyampaikan materi seminar yang berfokus pada “Penguatan Kebijakan TI untuk Transformasi Digital di Sektor Pariwisata.” Seminar ini menjadi sorotan karena membahas strategi dan inisiatif konkret untuk memanfaatkan teknologi informasi dalam mendorong pertumbuhan sektor pariwisata.

Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI)

Ilmi menjelaskan bahwa Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) merupakan salah satu inisiatif unggulan yang berperan besar dalam transformasi digital. Program ini bertujuan mempromosikan produk-produk lokal Indonesia sekaligus meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap kualitas dan potensi produk dalam negeri. “Gernas BBI bukan hanya gerakan belanja, tetapi juga strategi untuk menciptakan lapangan kerja, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan meningkatkan daya saing produk Indonesia di pasar global,” jelasnya.

Dalam konteks pariwisata, gerakan ini berkolaborasi dengan ekonomi kreatif untuk menciptakan pengalaman unik bagi wisatawan, termasuk pengenalan produk lokal di berbagai destinasi wisata. Dengan pendekatan yang berbasis teknologi, Gernas BBI mendukung digitalisasi pemasaran produk lokal melalui platform e-commerce dan promosi media digital.

Program Unggulan: Jaringan Desa Wisata Indonesia (Jadesta)

Salah satu inovasi penting yang disoroti adalah Jaringan Desa Wisata Indonesia (Jadesta). Program ini bertujuan untuk meningkatkan daya tarik wisata desa, mendorong inovasi masyarakat, dan mempersiapkan desa wisata agar lebih global melalui pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif.

“Jadesta memberikan kesempatan bagi wisatawan untuk menikmati keindahan alam sambil merasakan kehidupan pedesaan yang autentik,” ujarnya. Dengan dukungan teknologi, Jadesta memanfaatkan platform digital untuk mempromosikan desa wisata, menyediakan informasi, dan memfasilitasi reservasi secara online. Program ini juga membuka peluang kerja baru di pedesaan, sehingga membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal.

Baca juga: Dorong Transparansi, Prodi AP Umsida Gelar Workshop e-Partisipasi Masyarakat Menuju Sidoarjo Smart Governance

Implementasi QRIS di Destinasi Wisata

Transformasi digital juga tercermin dari penerapan QRIS (Kode QR Standar Indonesia) di destinasi wisata. Menurut Ilmi, QRIS adalah langkah strategis Bank Indonesia untuk mempercepat elektronifikasi transaksi keuangan di sektor pariwisata. Sistem ini memungkinkan wisatawan melakukan pembayaran non-tunai dengan mudah, cepat, dan aman.

“Dengan satu QRIS, wisatawan dapat membayar menggunakan berbagai aplikasi dompet digital, sehingga tidak hanya mendukung inklusi keuangan tetapi juga meningkatkan kenyamanan wisatawan,” jelasnya. Implementasi QRIS ini juga membantu pelaku usaha kecil di sektor pariwisata untuk terintegrasi dalam ekosistem ekonomi digital.

Dukungan Kebijakan dan Regulasi

Transformasi digital di sektor pariwisata Indonesia tidak terlepas dari dukungan berbagai kebijakan dan regulasi. Ilmi menekankan pentingnya Peraturan Presiden No. 95 Tahun 2018 tentang Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik yang menjadi landasan pengembangan TI di berbagai sektor, termasuk pariwisata. Selain itu, Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2011 tentang Standar Usaha Pariwisata memberikan pedoman dalam meningkatkan kualitas pelayanan dan produk pariwisata.

Selain regulasi, pemerintah juga mengeluarkan pedoman CHSE (Cleanliness, Health, Safety, and Environmental Sustainability) yang menjadi standar operasional di destinasi wisata, terutama di masa pasca-pandemi. “Pedoman ini memastikan wisatawan merasa aman dan nyaman selama berwisata, sekaligus menjaga keberlanjutan lingkungan di destinasi wisata,” ungkapnya.

Lihat juga: Mendorong Digitalisasi: Pelatihan Transformasi Kebijakan Publik, Prodi AP Umsida Datangkan Ahli

Masa Depan Pariwisata Digital

Dalam paparannya, Ilmi optimis bahwa transformasi digital dapat memperkuat sektor pariwisata Indonesia secara berkelanjutan. Teknologi memungkinkan pelaku pariwisata untuk lebih adaptif terhadap perubahan kebutuhan wisatawan dan tren global. Program-program seperti Jadesta, Gernas BBI, dan elektronifikasi melalui QRIS menjadi pilar penting untuk mewujudkan ekosistem pariwisata yang inklusif dan kompetitif.

Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta dalam mendukung kebijakan digitalisasi. “Pariwisata adalah wajah Indonesia di mata dunia. Dengan memanfaatkan teknologi secara optimal, kita dapat membangun sektor pariwisata yang tidak hanya tangguh tetapi juga menjadi kebanggaan nasional,” tutup Ilmi.

Dengan berbagai kebijakan, program, dan inovasi yang telah berjalan, diharapkan sektor pariwisata Indonesia dapat terus berkembang menjadi salah satu motor penggerak utama perekonomian nasional, sekaligus membawa Indonesia semakin dikenal di kancah global.

Penulis: Indah Nurul Ainiyah