Suryaningtyas: Mahasiswa Berprestasi Cabor Pencak SIlat Sabet Juara Hingga PON

Ap.umsida.ac.id – Dalam episode terbaru “Podcastan,” yang dibawakan oleh Fiki, asisten laboratorium dari Program Studi Administrasi Publik, Suryaningtyas, seorang mahasiswa semester lima yang berprestasi di cabang olahraga pencak silat, berbagi kisah inspirasinya.

Sumber: Istimewa

Tyas, panggilan akrabnya, dikenal sebagai atlet dengan segudang prestasi di pencak silat dan MMA. Ia mengisahkan perjalanannya yang penuh tantangan dalam mencapai kesuksesan di dunia olahraga.

Awal Mula Jatuh Cinta pada Pencak Silat: “Awalnya Saya Suka Berkelahi”

Tyas memulai cerita bagaimana kecintaannya pada pencak silat bermula saat SD, ketika ia sering terlibat perkelahian. “Dulu saya suka berkelahi,” kenangnya dengan senyum. Namun, ketika ia masuk SMP, kakak iparnya yang memiliki pengalaman di dunia pencak silat membimbingnya untuk menyalurkan energinya dalam kompetisi. “Kakak ipar saya punya pengalaman bertanding di pencak silat, dan sejak saat itu, saya mulai termotivasi untuk ikut pertandingan,” katanya.

Cita-citanya semakin besar. Ia ingin keliling Indonesia, menambah pengalaman bertanding, dan meraih beasiswa melalui jalur olahraga.

Baca juga: Dari PON Hingga Internasional: Perjalanan Suryaningtyas, Atlet Pencak Silat dengan Segudang Prestasi

Prestasi di Kancah Nasional dan Internasional: “Target Saya, Mewakili Indonesia”

Dengan penuh semangat, Tyas menceritakan kesuksesannya saat meraih Juara 1 di Pekan Olahraga Nasional (PON) di Aceh, Sumatra Utara. “Waktu itu, saya bahkan tidak menyangka bisa lolos. Saya sampai menggeser posisi atlet kelas 5 dan 6 dari Jawa Timur untuk meraih juara,” jelasnya. Sebelumnya, Tyas juga pernah mengikuti PON di Papua pada tahun 2021 dan membawa pulang medali perak.

Tak hanya di ajang nasional, Tyas juga telah berkompetisi di tingkat internasional. Salah satu pengalamannya adalah bertanding di Thailand melawan atlet dari Malaysia. “Saya terlalu bersemangat waktu itu, sampai siku saya cedera. Tapi saya tidak menyerah, dan berhasil sampai ke babak final,” kenangnya. Tyas berharap suatu hari bisa kembali mewakili Indonesia di ajang internasional lainnya, seperti ASEAN Games.

Lihat juga: Prodi AP Umsida Go International

Mengatur Waktu dan Impian Menjadi PNS di Kemenpora: “Perlu Pandai Mengatur Jadwal”

Selain berprestasi di bidang olahraga pencak silat, Tyas juga menjalani studi di Program Studi Administrasi Publik. Ia memilih jurusan ini dengan harapan suatu hari bisa menjadi PNS di Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora). “Saya punya impian bisa ikut ASEAN Games atau ajang sejenisnya. Karena itu, saya juga ingin bekerja di Kemenpora,” ungkapnya.

Membagi waktu antara akademik dan latihan bukanlah perkara mudah. “Kalau kuliah saya siang, latihannya pagi,” ujarnya. Di tengah padatnya jadwal, ia tetap berusaha menjaga kondisi mental dan fisiknya. “Konsistensi dalam latihan dan disiplin adalah kunci utama saya untuk tetap fokus,” tegasnya.

Tyas juga mengaku suka menghilangkan kejenuhan dengan berwisata ke pantai. “Saya suka ke pantai dan surfing, terutama di Lombok dan Bali,” tambahnya. Aktivitas di pantai menjadi cara baginya untuk merilekskan pikiran di tengah padatnya rutinitas.

Pengalaman di MMA dan Pentingnya Mental Baja: “Disiplin Adalah Kunci”

Selain pencak silat, Tyas juga mencoba dunia MMA dan berhasil meraih Juara 1 di Kejurprov Gresik. Menurutnya, pencak silat mengajarkan banyak hal, terutama mengenai kedisiplinan dan menjaga mental saat bertanding. “Saya berlatih bolak-balik dari Pandaan ke Malang menerjang panas dan hujan untuk tetap konsisten,” jelasnya. Tyas juga mengidolakan Khabib Nurmagomedov sebagai role model karena gaya bertarungnya yang disiplin. “Khabib adalah inspirasi bagi saya dalam bersikap di arena,” ujarnya.

Meskipun terkadang merasa kurang percaya diri, Tyas selalu berusaha mengatasi tantangan tersebut. Ia memahami pentingnya mengontrol emosi agar bisa tampil optimal di setiap pertandingan. “Saya sadar, akademik saya mungkin kurang, jadi setidaknya harus memiliki kelebihan di bidang lain,” tutupnya penuh optimisme.

Penulis: Indah Nurul Ainiyah