Konstruksi Identitas Politik di Instagram: Penelitian Dosen Umsida Ungkap Gerakan Tagar Kadrun dalam Pemilu 2024

Ap.umsida.ac.id – Penelitian inovatif dosen dari Prodi Administrasi Publik, Fajar Muharram. Penelitian ini, yang fokus pada konstruksi identitas politik di media sosial Instagram.

Mengangkat topik hangat terkait Pemilihan Presiden 2024 di Indonesia, khususnya dengan menggunakan hashtag kontroversial “#kadrun” yang sering dikaitkan dengan calon presiden Anies Baswedan.

Penelitian ini mengkaji bagaimana hashtag “#kadrun” digunakan di Instagram sebagai alat untuk membentuk dan memperkuat identitas politik. Fajar Muharram menggunakan metode analisis framing yang dikembangkan oleh Zhong Dang Pan dan Gerald M. Kosicky.

Dalam analisis ini, konten dipecah ke dalam dimensi struktural untuk melihat bagaimana identitas politik dibangun melalui hashtag tersebut.

Studi ini berlangsung selama tujuh bulan, tepatnya dari 3 Oktober 2022 hingga 3 Mei 2023, dan fokus pada mengamati akun-akun Instagram yang aktif memanfaatkan hashtag “#kadrun.”

Dalam rentang waktu ini, penelitian tersebut mendokumentasikan tiga akun Instagram utama yang berperan aktif sebagai “buzzer” atau penyebar narasi politik.

Akun-akun ini tercatat mengunggah 89 hingga 92 konten, semuanya terkait dengan tagar yang menyerang Anies Baswedan dan para pendukungnya.

Tagar “#kadrun” sendiri merupakan singkatan dari “kadal gurun,” sebuah istilah peyoratif yang digunakan untuk menuding kelompok-kelompok tertentu sebagai Islam radikal.

Dalam konteks politik Indonesia, istilah ini sering dikaitkan dengan narasi bahwa Anies Baswedan dan para pendukungnya berupaya membentuk negara Islam atau khilafah.

Narasi ini, meskipun kontroversial, terus menyebar luas di media sosial, dan penelitian Fajar Muharram menyoroti bagaimana fenomena ini berdampak terhadap wacana politik.

Lebih lanjut, penelitian ini juga menunjukkan adanya potensi polarisasi politik yang dihasilkan oleh hashtag tersebut. Polarisasi ini terjadi tidak hanya berdasarkan preferensi politik, tetapi juga melibatkan dimensi agama, etnis, dan komunitas.

Hal ini tentu menjadi perhatian penting menjelang Pemilu 2024, di mana masyarakat Indonesia kembali dihadapkan pada pilihan politik yang berpotensi memperdalam perpecahan sosial.

Menurut penelitian ini, tiga akun Instagram utama secara konsisten berperan sebagai penggerak narasi negatif terhadap Anies Baswedan melalui tagar “#kadrun.”

Akun ketiga ini tidak hanya menyebarkan informasi, tetapi juga membangun opini publik yang membentuk persepsi bahwa Anies dan para pendukungnya adalah bagian dari kelompok Islam radikal yang intoleran.

Penelitian ini menyoroti bahwa tagar tersebut berfungsi untuk memperkuat narasi bahwa ada ancaman terhadap pluralisme di Indonesia, dengan Anies Baswedan dijadikan tokoh sentral dalam narasi tersebut.

Fajar Muharram menyebutkan bahwa narasi semacam ini dapat memperkuat stereotip dan memperdalam konflik di antara kelompok-kelompok yang berbeda di masyarakat.

Fajar Muharram melakukan pengamatan intensif selama periode tujuh bulan, mulai dari Oktober 2022 hingga Mei 2023. Dalam prosesnya, ia menganalisis ratusan unggahan Instagram yang menggunakan hashtag “#kadrun” dan menemukan pola-pola naratif yang konsisten.

Dengan menggunakan metode analisis framing, penelitian ini berhasil memecah konten menjadi elemen-elemen struktural yang menunjukkan bagaimana dikonstruksi identitas politik.

Baca juga: Penilaian Kinerja ASN di BKD Sidorajo: Penerapan Pendekatan Kebijakan Publik yang Efektif

Penelitian terhadap dinamika sosial dan politik

Temuan ini tidak hanya relevan dalam konteks Pemilu 2024, tetapi juga memberikan wawasan tentang bagaimana media sosial, khususnya Instagram, menjadi alat yang efektif dalam membentuk opini publik, terutama di kalangan pemilih muda.

Penelitian ini memiliki kesan yang luas terhadap pemahaman kita mengenai dampak media sosial terhadap wacana politik.

Polarisasi yang dihasilkan dari penggunaan hashtag “#kadrun” bisa berdampak signifikan terhadap pemilih muda yang mengandalkan Instagram sebagai salah satu sumber informasi utama mereka.

Dengan lebih dari 89 unggahan yang terkait dengan narasi politik ini, buzzer-buzzer di Instagram telah berhasil membentuk sebuah wacana yang bisa mempengaruhi keputusan pemilih di Pemilu 2024.

Di sisi lain, temuan ini juga mengingatkan kita akan pentingnya literasi media di kalangan masyarakat, terutama dalam memilah dan menganalisis konten-konten yang beredar di media sosial. Konten yang tampak sederhana seperti hashtag, bisa memiliki dampak yang kompleks terhadap dinamika sosial dan politik.

Penelitian Fajar Muharram tentang konstruksi identitas politik melalui hashtag “#kadrun” di Instagram memberikan wawasan baru tentang bagaimana media sosial berfungsi sebagai medan pertempuran.

Dengan memanfaatkan metode analisis framing, penelitian ini berhasil menunjukkan bagaimana tagar tersebut dapat memperdalam polarisasi politik di Indonesia, terutama menjelang Pemilu 2024.

Dalam menghadapi kenyataan ini, penting bagi masyarakat, terutama pemilih muda, untuk lebih kritis dalam memahami informasi yang beredar di media sosial.

Sumber: Fajar Muharram

Penulis: Indah Nurul Ainiyah