Ap.umsida.ac.id – Sistem Pelayanan Rakyat Sidoarjo (SIPRAJA), sebuah inovasi dalam pelayanan publik yang diterapkan di Kabupaten Sidoarjo, diharapkan mampu menjadi solusi dalam meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kepada masyarakat. Namun, implementasi sistem ini masih menghadapi berbagai kendala, sebagaimana terungkap dalam penelitian yang dilakukan oleh Hendra Sukmana, dosen dari Program Studi Administrasi Publik Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida). Penelitian berjudul “Implementasi Sistem Pelayanan Rakyat Sidoarjo (SIPRAJA) di Desa Banjarbendo, Kecamatan Sidoarjo” mengupas efektivitas serta tantangan yang dihadapi dalam pelaksanaan program ini.
SIPRAJA: Inovasi Pelayanan Publik di Sidoarjo
SIPRAJA merupakan sistem pelayanan publik yang dikembangkan oleh Pemerintah Kabupaten Sidoarjo. Sistem ini bertujuan untuk mempermudah masyarakat dalam mengakses berbagai layanan publik secara cepat, transparan, dan efisien. Di era digital saat ini, kehadiran SIPRAJA diharapkan menjadi salah satu bentuk modernisasi birokrasi yang meminimalkan praktik-praktik yang kurang efisien dalam penyampaian pelayanan.
Menurut Hendra Sukmana, SIPRAJA dirancang agar masyarakat dapat mengajukan permohonan layanan administrasi seperti pembuatan kartu keluarga, akta kelahiran, izin usaha, dan layanan administrasi lainnya secara online. Sistem ini juga memungkinkan masyarakat untuk melacak perkembangan permohonan mereka secara real-time. Namun, meski potensi besar yang dimilikinya, hasil penelitian menunjukkan bahwa masih banyak tantangan yang dihadapi dalam penerapan SIPRAJA di tingkat desa.
Sosialisasi yang Minim Menjadi Kendala Utama
Salah satu temuan utama dalam penelitian Hendra Sukmana adalah rendahnya tingkat pemahaman masyarakat tentang SIPRAJA, terutama di Desa Banjarbendo, Kecamatan Sidoarjo. Banyak warga desa yang belum sepenuhnya memahami fungsi dan manfaat dari sistem ini. Kondisi ini menyebabkan rendahnya tingkat partisipasi masyarakat dalam menggunakan layanan SIPRAJA.
“Kami menemukan bahwa minimnya sosialisasi mengenai SIPRAJA menjadi faktor utama mengapa banyak masyarakat yang tidak menggunakan layanan ini. Banyak warga yang bahkan tidak tahu bahwa mereka bisa mengakses layanan publik melalui SIPRAJA,” ujar Hendra Sukmana dalam presentasinya.
Kurangnya informasi mengenai cara penggunaan sistem ini menyebabkan masyarakat lebih memilih cara-cara konvensional dalam mengurus administrasi publik, yang pada akhirnya menghambat efisiensi yang ingin dicapai oleh pemerintah daerah.
Komunikasi Antara Pemerintah Desa dan Masyarakat
Penelitian ini juga menyoroti pentingnya komunikasi yang efektif antara pemerintah desa dan masyarakat dalam mendukung keberhasilan implementasi SIPRAJA. Komunikasi yang buruk berpotensi membuat program ini tidak mencapai tujuan yang diharapkan.
“Pemerintah desa perlu lebih aktif dalam memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai cara kerja dan manfaat dari SIPRAJA. Sosialisasi yang dilakukan harus lebih intensif dan melibatkan seluruh lapisan masyarakat agar tidak ada yang merasa tertinggal dalam hal akses pelayanan,” tambah Hendra.
Ia juga menekankan perlunya pendekatan yang lebih interaktif dalam mensosialisasikan SIPRAJA, seperti mengadakan lokakarya atau sesi edukasi langsung kepada warga desa. Dengan demikian, diharapkan masyarakat tidak hanya memahami sistem ini tetapi juga dapat memanfaatkannya dengan baik.
Keterbatasan Sumber Daya Menjadi Tantangan Lain
Selain kurangnya sosialisasi, keterbatasan sumber daya juga menjadi tantangan dalam implementasi SIPRAJA di Desa Banjarbendo. Penelitian Hendra Sukmana menemukan bahwa desa ini mengalami keterbatasan anggaran dan kurangnya tenaga kerja yang terlatih untuk mengelola sistem SIPRAJA dengan baik.
“Penerapan sistem ini memerlukan sumber daya manusia yang terlatih, namun saat ini, tenaga kerja di tingkat desa masih terbatas baik dari segi jumlah maupun kualitas. Selain itu, alokasi anggaran untuk mendukung operasional SIPRAJA juga belum memadai,” kata Hendra.
Keterbatasan ini membuat pelaksanaan SIPRAJA di tingkat desa kurang optimal. Beberapa staf desa yang terlibat dalam pelaksanaan program ini belum sepenuhnya menguasai teknologi yang digunakan dalam SIPRAJA, sehingga memperlambat proses pelayanan.
Rekomendasi untuk Peningkatan Implementasi SIPRAJA
Untuk mengatasi berbagai kendala tersebut, Hendra Sukmana memberikan beberapa rekomendasi kepada pemerintah desa dan Kabupaten Sidoarjo agar pelaksanaan SIPRAJA dapat lebih efektif di masa mendatang. Pertama, pemerintah desa diharapkan dapat meningkatkan sosialisasi secara intensif dan menyeluruh kepada masyarakat. Pendekatan ini perlu dilakukan tidak hanya melalui media digital tetapi juga melalui pertemuan langsung dengan warga desa.
“Intensifikasi sosialisasi harus dilakukan secara menyeluruh, tidak hanya secara online tetapi juga dengan cara konvensional yang lebih dekat dengan masyarakat desa. Pendekatan personal bisa jadi kunci dalam meningkatkan pemahaman warga terhadap sistem ini,” jelas Hendra.
Selain itu, Hendra juga menekankan pentingnya peningkatan kapasitas sumber daya manusia di tingkat desa. Pemerintah desa disarankan untuk mengadakan pelatihan bagi staf yang terlibat dalam operasional SIPRAJA, sehingga mereka dapat mengelola sistem ini dengan lebih baik.
“Dengan adanya pelatihan yang terstruktur, staf desa dapat lebih menguasai sistem ini, sehingga pelayanan kepada masyarakat bisa lebih cepat dan efisien,” tuturnya.
Terakhir, Hendra mengusulkan agar alokasi anggaran untuk operasional SIPRAJA di desa dapat ditingkatkan. Dukungan anggaran yang memadai diperlukan untuk mengatasi berbagai kendala yang muncul selama implementasi, seperti pemeliharaan sistem dan pengadaan perangkat teknologi yang mendukung.
Harapan untuk Masa Depan SIPRAJA
Melalui penelitian ini, Hendra Sukmana berharap implementasi SIPRAJA di Kabupaten Sidoarjo, khususnya di Desa Banjarbendo, dapat semakin efektif dan memberikan dampak positif bagi masyarakat. “SIPRAJA adalah inovasi yang baik, tetapi masih banyak yang perlu diperbaiki agar sistem ini benar-benar bisa menjawab kebutuhan masyarakat dalam pelayanan publik,” tutupnya.
Penelitian ini memberikan masukan yang berharga bagi pemerintah daerah dalam meningkatkan kualitas pelayanan publik melalui sistem digital. Dengan upaya bersama antara pemerintah desa dan masyarakat, diharapkan SIPRAJA dapat berjalan lebih optimal dan memberikan manfaat yang lebih besar bagi warga Sidoarjo.
Penulis: Indah Nurul Ainiyah