Ap.umsida.ac.id – Vivi Nabila Azzahro, mahasiswa Program Studi Administrasi Publik Fakultas Bisnis Hukum dan Ilmu Sosial Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida), baru saja meraih juara 1 dalam kategori Kelas B Dewasa Putri pada Kejuaraan Pencak Silat Kanjuruhan Fighter Competition II 2025. Prestasi ini menjadi kebanggaan tersendiri, baik bagi Vivi pribadi, teman-temannya, maupun civitas akademika Umsida.
“Saya mulai menekuni pencak silat sejak MI kelas 5. Alasannya sederhana, karena saya suka hal-hal yang menantang,” ujarnya.
“Saya merasa pencak silat ini cocok dengan saya karena selain olahraga, ini juga soal seni, mental, dan identitas budaya kita. Ada rasa bangga bisa menjadi bagian dari warisan bangsa yang dilatih dengan disiplin,” tambahnya.
Pencapaian ini tentunya tidak datang begitu saja. Vivi menekuni pencak silat melalui Tapak Suci, sebuah organisasi yang mengajarkan bukan hanya olahraga, tetapi juga seni bela diri, mentalitas, dan nilai-nilai kehidupan yang kaya akan filosofi.
“Bukan cuma olahraga, tapi ini juga soal seni, mental, dan identitas budaya kita,” tambahnya.
Baca juga: Mahasiswa AP Umsida, Fikri Raih Juara 2 Kejuaraan Pencak Silat
Proses Persiapan yang Tak Mudah
Vivi menyebutkan bahwa persiapan untuk mencapai prestasi ini bukanlah hal yang mudah. Latihan yang rutin dan disiplin menjadi kunci utama.

“Latihan biasanya dilakukan rutin, mulai dari teknik dasar, fisik, sampai sparing. Di Tapak Suci, ada latihan Training Center (TC) yang fokus pada penguatan fisik dan teknik,” jelasnya.
Selain itu, ia juga menjaga pola makan, istirahat yang cukup, dan tentunya kesehatan mental.
Namun, seperti yang disampaikan oleh Vivi, tantangan terbesar yang dihadapi adalah menjaga fokus dan mengendalikan rasa gugup.
“Di arena, situasi bisa berubah cepat, jadi harus tetap tenang dan percaya pada latihan. Sering kali kita lupa dengan teknik yang sudah dipelajari karena rasa gugup. Oleh karena itu, fokus dan latihan yang giat sangat penting,” ujarnya.
Momen paling menegangkan yang dihadapi Vivi adalah saat bertanding di Kejuaraan Pencak Silat Kanjuruhan Fighter Competition II, Agustus 2025.
“Ketika memasuki final, saya sudah berusaha semaksimal mungkin. Waktu itu, poin saya dengan lawan hanya beda tipis, 16-18. Saya sempat mengalami kram di kaki saat semi-final, tapi justru dari situ saya belajar cara mengendalikan diri,” kenangnya.
Lihat juga: Banggakan Umsida, Mahasiswa Hukum Sabet Juara 1 Taekwondo Indonesia Expo Battle Piala DPR RI
Perjalanan Panjang Menekuni Pencak Silat
Bagi Vivi, kemenangan ini bukan hanya soal medali, tetapi juga tentang perjuangan dan konsistensi dalam berlatih.
“Buat saya pribadi, kemenangan ini jadi bukti kalau usaha nggak pernah sia-sia,” ujar Vivi.
Menurutnya, kemenangan ini juga menjadi motivasi bagi teman-temannya di tim dan juga untuk seluruh civitas akademika Umsida.
“Semoga kemenangan ini bisa menjadi inspirasi bagi mahasiswa lain untuk berprestasi di bidangnya masing-masing,” tambahnya.
Vivi juga menyadari bahwa pencapaian ini bukan hanya miliknya, tetapi milik semua yang telah mendukungnya, terutama teman-teman, pelatih, dan kader di Tapak Suci.
“Di Tapak Suci, kami tidak memiliki pelatih paten. Jadi, yang memimpin latihan adalah teman-teman domisioner dan kader yang selalu sabar membimbing, serta tim yang selalu menjadi support system,” ujarnya.
Ke depannya, Vivi bertekad untuk terus berkembang dan mengikuti kejuaraan dengan level yang lebih tinggi.
“Saya ingin membawa nama Tapak Suci Umsida ke jenjang internasional. Bukan hanya mengejar piala, tetapi juga pengalaman, ilmu, dan jaringan yang lebih luas di dunia pencak silat,” tuturnya.
Pesan terakhir dari Vivi, “Jangan takut memulai dan jangan cepat menyerah. Proses itu mungkin capek, tapi hasilnya selalu indah. Percaya sama kemampuan diri, tetap rendah hati, dan nikmati perjalanan. Prestasi itu bukan cuma soal hasil akhir, tapi bagaimana kita tumbuh di setiap langkahnya,”.
Dengan semangat dan ketekunan yang ditunjukkan Vivi, tidak diragukan lagi bahwa prestasi yang diraihnya adalah hasil dari perjuangan panjang yang penuh dedikasi dan semangat pantang menyerah.
Penulis: Indah Nurul Ainiyah